Jumat, 04 November 2011

objekfilsafatilmu



BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya. Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya mampu mengembangkan pengetahuan. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia diberikan berbagai pilihan. Dalam melakukan pilihan ini manusia berpegang pada pengetahuan.
Terkadang sebagian manusia begitu sulit untuk mengkomunikasikan informasi, pengetahuan dan segala yang ingin dikomunikasikannya. Hal ini salah satunya dikarenakan tidak terstrukturnya kerangka fikir. Kerangka fikir akan terstruktur ketika obyek dari apa yang ingin dikomunikasikan jelas. Begitupun ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
  Adanya aktifitas berfikir, meneliti dan menganalisa.
  Adanya metode tertentu dan sistematika tertentu.
  Adanya obyek tertentu.
Berpikir, meneliti dan menganalisa adalah proses awal dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan berpikir, seseorang sebenarnya tengah menempuh satu langkah untuk medapatkan pengetahuan yang baru. Aktivitas berpikir akan membuahkan pengetahuan jika disertai dengan meneliti dan menganalisa secara kritis terhadap suatu obyek.
  Obyek tertentu merupakan syarat mutlak dari suatu ilmu. Karena obyek inilah yang menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam pengupasan lapangan ilmu pengetahuan itu. Tanpa adanya obyek tertentu maka dapat dipastikan tidak akan adanya pembahasan yang mapan.
Metode merupakan hal yang sama pentingnya dalam lapangan ilmu pengetahuan. Tanpa adanya metode yang teratur dan tertentu, penyelidikan atau pembahasan kurang dapat dipertanggungjawabkan dari segi keilmuan. Dari segi metode inilah akan terlihat ilmiah tidaknya suatu penyelidikan atau pembahasan itu.  
B.            Rumusan Masalah
1.             Apa yang dimaksud dengan objek material ?
2.             Pengetian objek formal?
C.            Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui tentang objek material
2.      Untuk mengetahui tentang objek formal









BAB II
PEMBAHASAN
OBJEK FILSAFAT ILMU
         

A.           Objek Material Filsafat IlmuObjek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah pengetahuan itu  sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.

B.            Objek Formal Filsafat Ilmu Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebihmenaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmupengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuanyakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.
           Obyek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain. Suatu obyek material dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, akan tergambar lingkup suatu pengetahuan mengenai sesuatu hal menurut segi tertentu. Dengan kata lain, “tujuan pengetahuan sudah ditentukan.
Misalnya, obyek materialnya adalah “manusia”, kemudian, manusia ini ditinjau dari sudut pandang yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia, diantaranya: psikologi, antropologi, sosiologi dan sebagainya.  
Deduktif
 Deduksi berasal dari bahasa Inggris deduction yang berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum, menemukan yang khusus dari yang umum, lawannya induksi.Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulanyang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan polaberpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuahkesimpulan.Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebihdahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuahkesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkangaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Induktif
 Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dariberbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai denganmengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatasdalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-halkhusus ke umum.Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belumditeliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek Material dan objek Formal. Objek material adalah sesuatu yang di jadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun Objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan radikal,juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika.Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan  rasional tentang segala yang ada.
          Cakupan objek filsafat  lebih luas di bandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan yang non empiris. Disamping itu, secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistematis, rasional, dan logis termasuk hal yang empiris.
















III
 KESIMPULAN

Dewasa ini, corak dan ragam ilmu pengetahuan sangatlah banyak. Corak dan ragam yang berbeda-beda ini timbul karena adanya perbedaan cara pandang dalam memahami obyek ilmu pengetahuan.
Obyek ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Inti pembahasan atau pokok persoalan dan sasaran material dalam ilmu pengetahuan sering disebut sebagai obyek material ilmu pengetahuan. Sedangkan cara pandang atau pendekatan-pendekatan terhadap obyek material ilmu pengetahuan biasa disebut sebagai obyek formal.
Dari berbeda-bedanya obyek ilmu pengetahuan ini, timbullah ragam dan corak ilmu pengetahuan. Dengan mengetahui obyek material dan obyek formal ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui bidang keilmuan apakah yang dimungkinkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan yang kita miliki.      











DAFTAR PUSTAKA
 Filsafat ilmu
http://saifudin9.blogspot.com/2009/05/artikel-filsafat-islam-pengetahuan-dan.html

objekfilsafatilmu